Sabtu, 18 Februari 2012

DREAM HIGH - Serial Musikal Yang Memotivasi (2)

lanjutan dari tulisan pertama..

• Ending yang kreatif.
Switch karakter tadi selain betul-betul sebuah terobosan yang kreatif, juga tak terduga oleh pemirsa karena ternyata kemudian 2 tokoh yang bermusuhan itu menjadi kembali berteman seperti semula, karena karakter yang baik dengan tulus menolong karakter jahat dari masalah berat yang sedang menimpanya.Hal ini juga membawa pesan moral yang begitu indah yang sejalan dengan tema umum serial yang khususnya ditujukan untuk kaum muda ini. Bahwa selain kerja keras untuk mencapai impian, fair play & persahabatan juga sama adalah hal yang sangat penting.
Sangat menarik & lepas dari stereotip juga, bahwa tak selamanya sepasang tokoh utama cowok & cewek yang di’persatukan’ dari awal cerita, harus selalu bersatu sampai akhir. Bahwa ‘pindah ke lain hati’ antara mereka bukannya tidak mungkin, & tetap bisa menjadi bagian ending cerita yang menarik. Tak ada yang sakit hati, semua berbahagia demi kebahagiaan teman-temannya.

3. dari segi pemilihan lagu
serial ini dipenuhi beberapa lagu yang sangat indah. Terlihat dipilih secara khusus sesuai tema, sehingga betul-betul memperkuat & memperindah cerita yang sarat dengan pesan cinta & semangat mengejar impian. Beberapa diantaranya bahkan lagu populer atau setidaknya pernah populer, seperti karakter Jason (Woo Young 2PM) yang menyanyikan lagu "Even If I Die, I Can't let You Go" milik boyband rekan satu manajemennya, 2AM. 

Soundtrack Dream High

4. dari segi keseriusan penggunaan special effect & properti, kostum dsb..
Satu hal yang paling mencolok adalah, kesuksesan pihak kreator serial ini menampilkan tokoh Phil Sook yang semula menderita obesitas, padahal aslinya IU sang pemeran bertubuh langsing & mungil. Dijamin penggemar IU paling fanatikpun tak akan mampu mengenali aktris idola mereka itu. Seiring episode demi episode berlalu, kadar obesitas itu dikurangi, hingga tampil dalam wujud aslinya di episode 9. Bisa dibilang, tak kalah dibanding hasil kreasi para ahli di Hollywood sana saat ‘menggemukkan’ Eddy Murphy di film Nutty Professor beberapa tahun yang lalu. Betul-betul mengagumkan..

Pasti dibutuhkan biaya besar untuk memproduksi serial ini dengan semua kualitas diatas. Tak lupa meninjau industri film & sinema lokal, mampukah mereka membuat yang setara atau minimal mendekati kualitas serial ini? 

Jawaban saya sangat optimis: PASTI BISA! 

Lalu apa persoalannya sehingga sampai saat ini tak ada (atau sangat sedikit) karya anak bangsa yang berkualitas demikian di layar TV kita? Dugaan saya yang sangat kuat: sangat kurangnya kemauan para produser & stasiun televisi kita. Apa lagi kalau bukan itu? sebab ditinjau dari segala sisi, kita mampu: banyak aktor & aktris bagus, beberapa sutradara kita memenangkan penghargaan di festival luar negeri, betapa kaya rayanya banyak produser & TV owner Indonesia, industri film & sinema televisi kitapun tak terpaut jauh usianya dengan industri serupa di negeri ginseng itu. Kenapa demikian? Mudah-mudahan dugaan saya salah, bahwa para produser & TV owner lokal itu hanya mencari keuntungan cepat lewat acara-acara stripping (diputar setiap hari, sehingga membuat kualitasnya melorot karena waktu produksi yang sangat sempit), sehingga lalai menomor satukan kualitas. Sungguh sayang sekali bila demikian… ☹

Demikian filmholic, sedikit review dari saya tentang Dream High. Semoga bisa memberikan sebuah wawasan baru untuk kita semua, sekaligus memotivasi kita untuk kelak bisa membuat sebuah drama yang berkualitas seperti ini ☺





0 komentar:

Posting Komentar