Senin, 08 November 2010

3 FILM MAHAKARYA


Halo friends..

Di hari yang indah ini saya ingin sekedar berbagi mengenai film-film yang ‘menyentuh’ saya. Sebagai movie freak, sesungguhnya cukup banyak film favorit saya. Dari bermacam genre. Namun, 3 film berikut saya rasa mempunyai pesan moral luar biasa yang membuatnya unggul diatas kebanyakan film lain. Menonton film ini, semakin yakin diri saya bahwa film memang bisa menjadi media yang ampuh untuk menyuarakan ide-ide kemanusiaan, & bahkan mendorong siapapun untuk membuat perubahan yang nyata.
The Pursuit of Happyness, 3 Idiots & My name is Khan. Itulah karya-karya besar terfavorit saya.

The Pursuit of Happyness, mengisahkan perjuangan seorang lelaki bernama Chris Gardner (Will Smith) dalam mengangkat kehidupannya & keluarganya dari lembah kemiskinan. Alkisah Chris yang memiliki seorang istri & anak kecil adalah seorang pekerja kelas bawah San Fransisco yang setiap hari harus berkutat dengan penghasilan minim yang tak cukup untuk menghidupi keluarganya. Sang istri yang membantunya mencari nafkah lambat laun bosan dengan segala keterbatasan yang dialami, hingga memutuskan untuk meninggalkan suami & putranya untuk mengadu nasib ke kota lain. Sejak itu, mulailah perjuangan Chris yang semakin berat. Mulai dari diusir dari apartemennya karena tak mampu membayar sewa, berpeluh menjajakan alat-alat kesehatan ke seantero kota, setiap hari berpacu dengan waktu agar mendapat tempat istirahat di ruang penampungan, dsb. Pembaca, cobalah untuk menghayati perasaan Chris saat terpaksa harus tidur di toilet stasiun kereta api bersama putra kecilnya, saat menyaksikan kesialan demi kesialan Chris dalam bekerja, saat hanya berpakaian seadanya saat menghadiri wawancara kerja gara-gara harus tidur di sel kepolisian malam sebelumnya, dst.

Saya jamin, air mata anda akan menetes haru. Akan terkesan anda dengan keteguhan hati seorang Chris yang hampir selalu bisa mengendalikan dirinya menghadapi masalah demi masalah yang datang bertubi-tubi. Dan akhirnya, di akhir film ini pasti rasa haru anda akan semakin membuncah menyaksikan ekspresi Chris yang kesulitan menahan gejolak emosinya tatkala akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan impiannya.

3 idiots. Mengisahkan kisah persahabatan 3 mahasiswa sebuah institut teknik bergengsi di India; Farhan Qureshi, Raju Rastogi & Ranchoddas Chanchad. 2 dari mereka, yaitu Farhan & Raju adalah korban dari mimpi orang tua mereka yang menginginkan anaknya menjadi insinyur, sebuah profesi yang sangat terhormat di India. Padahal, keduanya tak memiliki minat di bidang itu. Jadilah, hari-hari mereka dilalui dengan setengah hati, mengakibatkan nilai-nilai kuliah yang jeblok. Namun sebaliknya, Ranccho adalah pribadi yang cerdas & kreatif. Langganan ia memperoleh juara pertama setiap akhir semester. Dengan banyak cara Rancho membantu teman-temannya mengatasi banyak masalah. Bertiga mereka kompak memusuhi rektor ‘killer’, Viru S. yang kolot. Waktu berlalu, semua itu tak bisa bertahan lama. Akibat sebuah penyusupan yang kurang ajar ke rumah sang rektor (kebetulan Rancho jatuh cinta dengan putri Viru), mereka bertiga terancam di DO. Raju yang menjadi tumpuan keluarganya yang miskin, putus asa & mencoba bunuh diri. Sekuat tenaga 2 rekannya menyelamatkan Raju. Sebuah proses yang berat, yang mengakibatkan keduanya melakukan hal-hal yang membawa pemahaman kepada mereka tentang arti hidup, persahabatan & cinta. Pola flashback menjadikan film ini semakin menarik, terlebih karena penonton diajak untuk mencari keberadaan Rancho yang hilang bak ditelan bumi 10 tahun setelah mereka lulus. Pembaca, bagi anda yang sudah antipati dengan film India karena mungkin merasa jenuh dengan melodrama berlebihan, tontonlah film ini. Pastilah, film ini akan membuat anda sangat terhibur, tertawa, sekaligus terharu & mengubah pandangan stereotip anda akan film-film negara Mahatma Gandhi ini.

Dan akhirnya, My Name Is Khan. Film yang menuai kesuksesan komersial luar biasa ini, memang benar sangat layak untuk ditonton & dikoleksi. Mengisahkan perjalanan seorang penderita autis bernama Rizwan Khan dalam menemui presiden Amerika, demi menenangkan hati istrinya tercinta yang sedang terguncang akibat meninggalnya anak mereka satu-satunya. Alkisah Rizwan Khan semula hidup bahagia bersama istri & anak tirinya itu di sebuah kota di Amerika. Istrinya yang Hindu dengan ikhlas menerimanya yang seorang muslim & mengidap autis. Namun, peristiwa pengeboman WTC menghancurkan kebahagiaan itu. Warga sekitar sontak menjauhi mereka, seiring rasa antipati mereka terhadap semua hal yang berbau Islam. Puncaknya, penganiayaan yang diterima oleh sang anak. Mandira sang istri shock berat, & menyesali keputusannya dulu menikahi seorang muslim. Perjalanan yang dilakukan Khan meneguhkan dirinya sebagai seorang muslim sejati yang anti kekerasan. Khan menebar benih kebaikan di diri setiap orang disetiap tempat yang disinggahinya, membuatnya menjadi sumber inspirasi seluruh negeri. Pemirsa, sebuah cerita yang brilian. Salah satu hal yang mengagumkan saya adalah, kepandaian pembuat film ini dalam menampilkan pesan perdamaian & cinta kasih dalam semua agama. Kata ibu Khan; hanya ada 2 jenis manusia di dunia ini, yaitu manusia baik & manusia jahat.

Pembaca, menurut penilaian saya belum ada film Indonesia yang menyemai ‘derajat’ ketiga masterpiece ini :-(. Padahal menurut saya, para filmmaker kita pasti bisa asalkan menaruh perhatian mendalam pada hal-hal krusial dalam hidup seperti moralitas & agama seperti yang dilakukan para begawan film Hollywood & India diatas. Mungkinkah ini cerminan masyarakat kita yang dari ke hari semakin larut dengan formalitas agama yang seringkali semu tanpa pemahaman & pengamalan yang sungguh-sungguh dari kitab suci? Entahlah. Semoga tidak.

Diatas telah saya katakan bahwa film bisa membuat perubahan yang nyata ke arah perbaikan hidup. Mungkin sebagian teman beranggapan pendapat ini berlebihan, namun pengalaman menonton ini memang sesuatu yang subyektif sifatnya. Jadi, terserah apa pun pendapat anda. Saya pribadi beranggapan itu benar adanya. Alasannya adalah, karena saya mengalaminya sendiri. Sehabis menonton 3 film diatas, saya makin termotivasi untuk menjalani hidup dengan ‘benar’ & untuk kelak membuat film-film sejenis :-). Mohon maaf, mungkin terdengar sok ya. Saya tidak bermaksud demikian, tentu. Tapi jujur, menyaksikan perjuangan para tokoh itu dalam menempuh kehidupannya membuat saya seperti tertampar akan segala kebodohan yang telah saya lakukan dalam menyia-nyiakan hidup dimasa lalu. Bahwa hidup itu memang indah, bilamana kita siap berjuang dengan ikhlas & penuh syukur. Pembaca, saya merekomendasikan dengan sangat 3 film diatas untuk anda semua. Jangan pedulikan tahun pembuatan—bagi anda yang new release mania, karena pesan moral yang terkandung disana akan abadi sepanjang waktu.

See you movie lovers..


0 komentar:

Posting Komentar