Kamis, 25 November 2010

Jakarta Miliki Gedung Teater Bertaraf Internasional

Beritajakarta.id

Gedung Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), resmi dibuka pada Sabtu malam pekan lalu. "Keberadaan gedung teater ini diharapkan dapat mengembalikan kharisma TIM dan Jakarta dalam peta budaya dunia," ujar Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo saat meresmikan pembukaan.

Gedung Teater Jakarta memiliki dua ruang pertunjukan, yaitu teater besar dan teater kecil. Bangunan gedung teater bergaya modern itu memiliki fasilitas bertaraf internasional. Pada panggung pertunjukan teater besar dilengkapi mesin hidrolik untuk efek pertunjukan. Lalu, efek visual dan sound yang modern melengkapi keberadaan dua ruang pertunjukan tersebut.

Selain itu, di belakang panggung dilengkapi dengan 10 ruang ganti artis dengan toilet, wardrobe, dan make up station, yang mampu menampung 10 orang sekaligus. Gedung juga dilengkapi dengan fasilitas khusus penderita cacat dengan adanya akses dan toilet khusus.

tamanismailmarzuki.jakarta.go.id
Kapasitas penonton di ruang teater besar mencapai 1.200 kursi. Jauh lebih besar dari kapasitas Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) yang hanya bisa menampung sebanyak 500 pengunjung. Sedangkan teater kecil bisa menampung 200 hingga 300 penonton. Kedua ruang pertunjukan itu dilengkapi dengan kursi mewah yang tertata membentuk anak tangga di depan panggung dan balkon.

tamanismailmarzuki.jakarta.go.id

Acara peresmian itu ditandai dengan pergelaran tari kontemporer Langkah, Bumi, dan Matahari yang bertempat di teater besar. Karya sutradara Tom Ibnur ini bercerita tentang kumpulan sketsa kehidupan manusia dan alam. Penampil khusus pada pergelaran itu, antara lain Wiwiek Sipala, Putu Wijaya, Ubiet, Maya Hasan, Gambang Kromong, dan penyanyi pop Titi DJ. Sebelumnya, terdapat beberapa pertunjukan musik perkusi dan instalasi menarik yang digelar di depan gedung tersebut.

Sastrawan Putu Wijaya menyatakan dunia seni Indonesia butuh pihak yang memiliki komitmen untuk menjual pertunjukan. Tak hanya mencari profit, tapi juga manajemen kesenian yang baik. Ia khawatir dengan banyaknya gedung pertunjukan dengan fasilitas memadai itu tidak menyerap jumlah penonton yang signifikan. "Tentu pertunjukan berkualitas bisa terus ada, tetapi kalau apresiasi penonton kurang, akan sama saja," ujar Putu seusai pembukaan. ISMI WAHID



sumber: Koran Tempo & www.jakarta.go.id

0 komentar:

Posting Komentar