Minggu, 23 Desember 2018

Review Film BUMBLEBEE


Pasti inget kan sama adegan2 khas film2 Transformers ala sutradara Michael Bay ini?
Seneng ngeliatnya?
Kalau dalam porsi yang pas sih, seneng ya.
Tapi menurut saya, dan banyak juga yang sependapat, porsi adegan2 dahsyat penuh special effect tadi udah berlebihan sehingga jatuhnya malah bikin pusing.
Nah apakah di film Bumblebee yang adalah prekuel kisah Transformers ini, ada banyak adegan sejenis tadi? Bagusan mana sih film Bumblebee ini dengan Transformers?
Berikut ini review saya.. 

BUMBLEBEE..
Bagi kalian para pecinta franchise film Transformers pasti tahu ya karakter ini.
Sebuah robot berwarna kuning dari golongan Autobot pimpinan Optimus Prime. Karakternya baik tentu saja ya, cukup humoris dan punya sifat kemanusiaan yang tinggi.
Kita bisa melihat dari berkali-kali upayanya yang luar biasa dalam melindungi Sam Witwicky dan kekasihnya.

Nah, di akhir tahun 2018 ini Paramount Pictures mengangkat karakter Bumblebee ini menjadi sebuah film tersendiri. Kabar baik ya buat kalian para penggemar karakter ini. Bukan sebuah reboot, tapi sebuah spinoff dan prekuel. Spinoff tahu ya: jadi semacam pengembangan dari kisah sebelumnya yang berfokus pada salah satu karakter.
Sebuah prekuel juga, yaitu menceritakan awal mula dari peristiwa yang diceritakan dalam film2 Transformers yang sudah rilis sebelumnya. Jadi, menceritakan kejadian sebelum Bumblebee ini bertemu dengan karakter Sam Witwicky.

Sutradaranya Travis Knight, seorang sutradara nominator Oscar yang biasa menggarap film animasi stop motion. Jadi film ini adalah film live action pertama dari Travis. Michael Bay masih terlibat di film ini, yaitu sebagai produser.

CERITA
Pertama kali seperti biasa, yang saya bahas adalah ceritanya.
Kisah film Bumblebee ini terjadi pada tahun 1987 atau 20 tahun sebelum peristiwa film pertama Transformers terjadi.
Jadi ceritanya, kaum Autobots sedang dalam keadaan terdesak dalam peperangannya melawan Decepticons di planet asal mereka, Cybertron. Optimus Prime lalu mengutus Bumblebee atau nama aslinya B-127, ke bumi untuk mempersiapkan tempat atau base bagi para Autobot untuk bersatu kembali setelah pergi dari Cybertron.
Dalam perjalanannya ke bumi, bumblebee ini dihadang oleh robot Decepticons bernama Blitzwing.

Mereka bertarung hebat.
Bumblebee berhasil selamat dan mendarat ke bumi, tapi dalam keadaan rusak. Yang rusak adalah komponen suaranya serta memorinya.

Dalam keadaan rusak demikian, Bumblebee ini kemudian dikejar2 oleh pasukan Amerika yang salah mengira bahwa ia adalah robot jahat.
Bumblebee melarikan diri sambil merubah bentuknya menjadi Volkswagen Beetle atau yang biasa kita kenal sebagai VW kodok.
Jadi kebetulan ada sebuah VW tak jauh darinya saat melarikan diri, Bumblebee lalu menscan VW itu sehingga membuat dirinya bisa bertransformasi menjadi wujud mobil itu.

Sementara itu ada sosok seorang gadis remaja bernama Charlie Watson, seorang pecinta musik dan otomotif yang akan merayakan ulang tahun ke-18. Charlie ini sedang sedih akibat kehilangan sosok ayahnya dan sedang kurang akur dengan ibunya. Charlie ini mendapat sebuah mobil VW tua berdebu sebagai hadiah ulang tahunnya dari seorang teman, dimana kemudian ternyata VW ini bisa berubah menjadi sebuah robot, yang adalah Bumblebee tadi. Jadi rupanya Bumblebee tadi lari bersembunyi ke tempat ini. Sebuah tempat penjualan barang bekas.

Keakraban lalu terjalin diantara mereka berdua. Kendati Bee tak bisa bersuara serta amnesia. Bumblebee yang begitu polos dan harus beradaptasi dengan kehidupan di bumi, membuat Charlie harus mengajarkan berbagai hal pada Bumblebee.
Mereka saling bantu, saling support, dan saling membutuhkan satu sama lain. Charlie sangat menyayangi Bumblebee layaknya saudara, begitupun sebaliknya.

Ini semakin terlihat saat keberadaan Bee ini tercium pasukan Amerika yang sudah terpengaruh oleh fitnah dari 2 robot Decepticons: Shatter & Dropkick.
Berdua dengan temannya, Memo, Charlie menolong saat Bumblebee ditangkap para musuhnya tadi.

Singkat cerita mereka bertiga bekerjasama dalam membantu Bee melaksanakan misinya.

Salut untuk penulis naskah Christina Hodson, yang membuat kisah Charlie dan Bumblebee sungguh mengena di hati dan memberikan warna baru di franchise film Transformers.


SPECIAL EFFECT & SINEMATOGRAFI
Tentu nggak diragukan ya, special effect untuk film besar dari studio besar seperti Paramount Pictures, yang rela menggelontorkan uang senilai 100-137 juta dolar.
Wah, kalau dirupiahkan berapa tuh.. kalau kursnya 14 ribu/dolar, berarti senilai sekitar 1,9 TRILYUN! Wow.. !!!

Apalagi ini masih berhubungan dengan film2 Transformers yang efeknya dahsyat gila2an itu. Sudah jelas, special effect Bumblebee pasti juara juga.

Dan memang demikian.
Misal seperti detail body logam Bumblebee maupun robot lainnya, begitu rumit dan nyata seperti benar2 robot asli dan bukan CGI. Pergerakannya yang luwes, warnanya yang menyatu dengan lingkungan sekitarnya dan tidak terlihat seperti tempelan, adegan peperangan yang dahsyat mendebarkan dengan roket dan bom berdentum-dentum.. ya seperti kualitas film kelas 1 lah ya. Sempurna, bisa dibilang.

Oleh sebab itu saya lebih tertarik untuk membandingkannya dengan film2 Transformersnya sutradara Michael Bay.
Bagus mana? Sama sih bagusnya.
Lalu kalau sama, saya lebih suka mana? Yakin saya jawab, saya lebih suka Bumblebee.

Kenapa?
Seperti saya bilang di awal, dan mungkin kamu juga sependapat dengan saya, bahwa film2 Transformers terdahulu itu, khususnya 3 film terakhir, itu.. bombastis kalau saya bilang.
Berlebihan. Bom-bom berledakan dengan begitu banyak dan begitu dahsyat, pertarungan di tengah kota yang riuh!.. menghancurkan ribuan gedung tinggi.. bongkahan beton berseliweran sana sini. Pesawat-pesawat robot yang terbang berseliweran.. Dsb..
Lalu jalan cerita yang cepat, membuat kita keteteran kalau meleng sedikit aja,
Aksi dan tindakan para pemeran yang juga cepat, baik itu agen2 pemerintah maupun tokoh utama, sehingga meminimalkan sisi manusiawi dari kisah itu.

Dengan kata lain, menurut saya seolah2 film2 transformers terdahulu itu lebih menonjolkan kehebatan teknologi modern. Serta betapa superpowernya pemerintah Amerika.
Itu: 2 hal yang dominan di semua film Transformers.

- betapa menakjubkannya teknologi para bangsa robot
- betapa cekatannya organisasi pertahanan negara dalam menghadapi serangan musuh
- betapa hebatnya para serdadu Amerika
- sampai: betapa cerdas, berani dan luhurnya karakter seorang remaja Amerika, yang di usia sangat muda dipercaya oleh pimpinan bangsa alien dalam membantu misi mereka dan menyelamatkan bumi.

Itu yang dominan, sehingga entah disadari entah tidak oleh Michael bay cs., bahwa unsur dramanya justru kurang kuat. Maksudnya, drama yang terjadi antar pribadi menjadi kurang kuat, kurang menyentuh. Ini paling saya rasakan di film ke 3 Dark of The Moon.
Saat nonton, saya memang kagum atas efek2nya, tapi sekaligus juga pusing atas visual yang terlalu ramai itu.

Nah di Bumblebee ini, syukurlah, hal itu tidak terjadi lagi.

Visual Effect masih special, tapi drama juga kuat.
Kisah kedekatan antara Charlie dan Bumblebee sangat menarik dan menyentuh. Bagaimana Charlie yang bersedih atas kematian ayahnya dan kemarahannya pada sang ibu yang menikah lagi, sedikit demi sedikit terbangun lagi keceriaannya setelah berinteraksi dengan si robot kuning itu. Dan mengetahui masalah yang dihadapinya.
Bagaimana rasa sayang antara kedua karakter itu tumbuh, semakin kuat dari hari ke hari lewat peristiwa-peristiwa kecil, sampai perjuangan Charlie dan rekannya membebaskan Bee dari siksaan musuh.
Dan pada akhirnya setelah gemuruh konflik itu mereda, Charlie bisa lebih menerima kematian ayahnya dan mengerti pilihan ibunya, serta ikhlas menerima kepergian Bee.

Begitu.
Jadi antara drama dan visual effect tak jauh porsinya. Satu sama lain mendukung dengan porsi yang pas. Tetapi bagi kalian yang kangen dengan adegan penuh aksi, nggak akan terlalu kecewa, karena meski tak dominan, adegan pertempuran antara Bumblebee dan para decepticon tetap tersaji dengan seru.
Itu menurut saya.

Untuk sinematografi dan visualisasi Bumblebee bisa dibilang sangat bagus. Detail CGI seperti ekspresi wajah Bumblebee dan proses perubahan bentuk para Transformers dari mobil menjadi robot dan sebaliknya terlihat lebih detail dibandingkan film-film Transformers sebelumnya.  


MUSIK & LIFESTYLE
Disebabkan film ini mengambil latar cerita tahun 1987, otomatis semua elemen pendukung juga disesuaikan dengan era 80an. Gaya busana, musik, film, mobil dsb. Berhasil membuat penonton masuk menikmati era itu. Untuk musik antara lain ada lagu dari Rick Astley dan band rock The Smiths,  dimana itu semua berasa pas, catchy, untuk didengar mengiringi adegan-adegan yang disajikan di film.

KEUNGGULAN & KEUNIKAN FILM
ü Yang pertama, adalah yang saya jelaskan tadi ya. Yaitu bahwa ceritanya lebih menyentuh.
ü Yang kedua, adegan laganya tak dipenuhi special effect berlebihan
ü Yang ketiga, adalah bahwa kisah film ini lebih berfokus pada beberapa karakter saja.
Ini menurut saya strategi yang baik ya, sebab cerita menjadi lebih fokus pada inti dan pesan yang ingin disampaikan. Jadi tidak seperti beberapa film Transformers sebelumnya yang selalu menghadirkan begitu banyak karakter sehingga selain range cerita terlalu lebar, juga membuat film terasa terlalu riuh.
ü Yang kelima, film ini cukup ramah anak. Tak ada adegan sadis atau kata-kata yang kelewat kasar, juga karakter para tokohnya yang lebih bisa dijadikan role model. Mungkin para filmmakernya teringat bahwa Transformers itu sejatinya film anak-anak, jadi harus dibuat dengan lebih elegan, lebih humanis dan perlu diselipi unsur humor.
ü Bicara mengenai humor, hal ini juga menjadi keunggulan lain film ini. Tokoh pemimpin militer yang diperankan John Cena, apalagi Memo yang diperankan Jorge Lendeborg Jr., cukup bisa memancing tawa kita dengan celotehan mereka. Juga si Bumblebee itu sendiri. Bagaimana dia berusaha menyamankan diri di rumah Charlie yang pada akhirnya justru membuat suasana rumah menjadi berantakan disebabkan ukuran tubuhnya yang sangat besar, atau saat transformasinya menjadi robot membuat Charlie bermandi pasir, cukup menyegarkan film ini.

KESIMPULAN
Berdurasi 113 menit, film Bumblebee ini terasa lebih baik dibanding pendahulunya.
Lebih humanis, lebih tenang, lebih dewasa dalam pesan2 yang hendak disampaikan, tapi sekaligus lebih cocok untuk semua umur.
Menurut saya pribadi, Bumblebee adalah film terbaik dari film2 Transformers sebelumnya.


0 komentar:

Posting Komentar