Kamis, 18 April 2019

SECOND UNIT, Apaan Tuh?

Halo filmmakers dan film mania..
Salam sejahtera.
Kali ini kami ingin berbagi wawasan seputar Second Unit.

Second Unit, pernah dengar kan guys?
Minimal pernah baca lah ya, di credit title di akhir film. Biasanya di film-film yang besar dan kompleks dalam skala produksinya. Misalnya film action atau kolosal.
Second unit ini berperan penting lho, dalam produksi sebuah film. Tetapi sangat jarang para penonton menyadarinya.

proses syuting film Ghostbusters, Columbia-Delphi Productions & Black Rhino 

Second Unit bisa diartikan sebagai tim produksi kedua atau tim pendukung dari tim utama.
Kalau tim utama berfungsi mengambil gambar yang melibatkan para pemeran utama, maka second unit mengambil gambar-gambar yang bisa diambil tanpa melibatkan para pemeran utama. Secara umum ada 2 situasi yang biasanya melibatkan second unit:

Pertama, yaitu pembuatan adegan-adegan action atau action sequences
Adegan-adegan laga kadangkala dilakukan di lokasi yang berbeda dengan lokasi syuting adegan-adegan drama, disebabkan tingkat kompleksitasnya. Ada kalanya juga adegan tersebut tidak membutuhkan kehadiran pemeran utama, sebab digantikan oleh pemeran pengganti atau stunt performer. Adegan-adegan yang melibatkan special effect juga seringkali tak memerlukan pemeran utama. Disinilah second unit diperlukan. Mereka bisa memfilmkan adegan ini sementara tim utama memfilmkan adegan lain dengan para pemain utama.

Kedua, yaitu pembuatan adegan-adegan pelengkap dari adegan utama.
Sebuah adegan yang ideal tak hanya membutuhkan shot-shot seputar para aktornya. Diperlukan juga shot-shot lain sebagai pelengkap agar adegan menjadi lebih dinamis serta menarik. Misalnya establishing shot lokasi, close up terhadap sebuah benda, insert dan cutaway.  

proses syuting film The Hobbit, WingNut Films-MGM-New Line Cinema
Tim ini memiliki komposisi kru yang sama atau hampir sama dengan tim utama; ada sutradaranya, kamerawannya (pastilah ya 😋 ), dan kru-kru berbagai posisi yang lain.

Dalam sebuah film berbujet besar yang kompleks, bisa dilibatkan lebih dari 1 second unit. Namun begitu, penyebutan semuanya tetap second unit, yaitu additional second unit (second unit tambahan). Bukan third unit, lalu fourth unit, dst.

Kenapa harus ada tim kedua? Kenapa nggak 1 tim aja, sehingga bisa meminimalkan anggaran? Lantas, kalau hasil kerjaan second unit ini beda dari tim utama, bukannya malah menambah masalah ya?

Jawaban pertanyaan pertama, pasti bisa kalian duga.
Ya, pastilah untuk efisiensi waktu dan efisiensi anggaran. Daripada menunggu adegan-adegan drama selesai di syut lalu baru dilanjutkan syuting adegan-adegan laga, bukankah lebih efisien kalau waktu syutingnya disamakan saja? Toh nggak saling mengganggu, sebab masing-masing punya pemerannya dan lokasi syutingnya sendiri-sendiri. Lebih irit waktu, lebih irit biaya.

Sedangkan jawaban untuk pertanyaan kedua: ya harus sama.
Sama dalam segala hal dengan tim pertama. Maksudnya dari segi fotografi maupun gaya pengambilan gambar. Sutradara dan kru dari second unit nggak boleh memperturutkan ego atau pandangan mereka sendiri dalam pengambilan gambar, sehingga berbeda dari tim utama. Namanya juga tim pelengkap, ya hasil gambarnya harus senada dengan hasil gambar tim pertama. Itulah pentingnya komunikasi antar tim, baik saat tahapan pra produksi maupun produksi. Jadi keterampilan kunci untuk sutradara second unit adalah untuk dapat mengikuti gaya yang ditetapkan oleh sutradara utama film.

SUTRADARA SECOND UNIT
Di Hollywood sana, pekerjaan sebagai sutradara second unit dapat menjadi batu loncatan bagi calon sutradara utama untuk mendapatkan pengalaman. Tidak seperti asisten sutradara, yang memegang komando kedua setelah sutradara utama, sutradara unit kedua beroperasi secara independen. Sutradara second unit yang kemudian menjadi sutradara film utama termasuk mantan editor John Glen (On Her Majesty's Secret Service), stunt coordinator David R. Ellis (Final Destination 2), dan Frank Marshall, yang mengarahkan second unit untuk Steven Spielberg sementara juga bekerja sebagai produser, di Indiana Jones And The Last Crusade, Empire of the Sun, dan The Color Purple.

Disebabkan tim second unit sering merekam adegan-adegan aksi dan special effect dalam film-film action, pekerjaan sutradara second unit sering digabungkan dengan pekerjaan sebagai stunt coordinator. Hal ini dilakukan oleh nama-nama seperti Vic Armstrong, yang telah mengarahkan unit kedua pada The Amazing Spider-Man, Mission: Impossible III, dan War of the Worlds; Simon Crane, yang melakukan Men in Black 3, Frankenstein, dan X-Men: The Last Stand, serta Terry J. Leonard, yang bertanggung jawab untuk unit kedua tentang Cowboys & Aliens, The Expendables, dan Die Hard dengan Vengeance.

Selain dari stunt coordinator, pemegang posisi sutradara second unit biasanya juga ‘diambil’ dari mereka yang telah menghabiskan beberapa tahun sebagai asisten sutradara 1 atau 2.



proses syuting Avengers, Marvel Studios

Sebenarnya, di luar dari posisi-posisi tadi, profesi sutradara second unit juga jamak dipegang orang-orang dari posisi apapun dalam tim produksi. Siapapun yang dianggap telah memiliki kemampuan filmmaking yang baik, apalagi bila memiliki hubungan yang baik dengan sutradara atau produser. Misalnya, aktor Inggris Andy Serkis, yang berperan sebagai Gollum, adalah sutradara second unit pada 3 film adaptasi novel The Hobbit. Aktor George Peppard, bintang dari drama detektif Banacek, juga menjabat sebagai sutradara second unit untuk beberapa episode dari serial ini.

Jadi..
Sudah jelas kan ya, tentang profesi second unit ini.
Intinya, adalah tim yang mengambil gambar atau adegan untuk melengkapi gambar atau adegan yang telah diambil oleh tim utama. Antara lain, demi tujuan efisiensi anggaran.

Semoga bermanfaat.. 😊🙏




0 komentar:

Posting Komentar