Senin, 29 April 2019

Teknologi CGI dan Proses Pembuatan THANOS


Guys.. udah lihat Avengers:Endgame yang lagi rame di bioskop sekarang?
Atau kalo belum, pasti pernah lihat lah ya film2 blockbuster lain, yang dulu-dulu..
Sungguh mengagumkan ya, menyaksikan kemajuan teknologi animasi. Membuat visualisasi sedemikian indahnya atas apapun, yang dulu cuma ada di alam fantasi manusia.
Robot-robot raksasa yang bisa bergerak dan berbicara layaknya manusia, dinosaurus yang seolah sudah bangkit dari kepunahannya, para superhero yang bisa terbang dengan segala kedigdayaannya, dsb..
Kali ini kami coba sedikit bahas mengenai teknologi CGI atau Computer Generated Imagery.
Makanan apaan sih CGI?
Ya itu, teknologi yang dipakai untuk membuat keajaiban visual itu adalah CGI.
Singkatnya, CGI adalah penerapan grafis komputer dalam pembuatan berbagai bentuk seni visual. Bisa film, video game, iklan, acara televisi dsb.
Seringnya CGI merujuk kepada pembuatan adegan atau efek khusus dalam film atau acara televisi dalam bentuk 3 dimensi, walaupun CGI juga bisa dalam bentuk 2 dimensi.

Awal penggunaan dan perkembangannya
Animasi komputer dalam film dimulai pada 1970-an ketika efek visual dan animasi pendek dibuat menggunakan layering gambar 2D.
Pada tahun 1972 pendiri Pixar, Ed Catmull dan Fred Park, menciptakan prototipe pertama dari tangan 3D yang dibuat secara digital. Mereka menunjukkan hal tersebut dalam sebuah film pendek berjudul ‘A Computer Animated Hand’. Teknologi yang digunakan untuk membuat animasi tersebut menjadi dasar penting dalam perkembangan animasi komputer.

Pada tahun 1993 kita menyaksikan momen ajaib dalam sejarah film yang dihasilkan komputer, yaitu dengan penayangan film yang betul2 menampilkan dinosaurus persis seperti aslinya. Jurassic Park adalah film CGI 'bertekstur fisik' pertama, yang berarti dinosaurus itu tampil sangat realistis di layar.

Tim dari rumah produksi visual effect ILM mulai dengan menggambar desain dan prosthetics dari dinosaurus sebelum memindai mereka ke komputer. Perangkat lunak animasi digunakan untuk menunjukkan dan memanipulasi gerakan tangan dan kaki sebelum tekstur kulit dinosaurus dilukis/digambar. Setelah gambar terpisah ini disatukan, barulah dinosaurus ini ditempatkan dalam sebuah adegan dan dikombinasikan dengan aksi-aksi live dari para pemerannya.


Sampai akhir 1990-an CGI digunakan tidak dalam porsi penuh, maksudnya hanya dipakai untuk melengkapi sebuah film live action. Tetapi pada tahun 1995 Toy Story menjadi film pertama yang menggunakan CGI sepenuhnya. Dengan hanya tim kecil animator, semua karakter mainan seolah menjadi hidup kembali. Pixar mengikuti proyek terobosan ini dengan film-film seperti Monsters Inc., Finding Nemo, dll

CGI yang menciptakan adegan dari sejarah.
CGI kemudian digunakan lebih luas lagi untuk membuat film-film berlatar sejarah, menghidupkan kembali peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau lengkap dengan ciri khas zamannya. Seperti di film Pearl Harbor pada 2001 dimana ditampilkan serangan Jepang di pangkalan angkatan laut AS dengan begitu realistiknya.

Motion capture.
Awal tahun 2000an CGI berkembang lebih pesat lagi dengan penggunaan teknik motion capture, yaitu teknik yang digunakan untuk merekam gerakan yang dilakukan oleh benda atau orang. Bisa gerakan fisik maupun ekspresi wajah. Karakter pertama yang dikreasikan dengan motion capture ini adalah Gollum, dalam film Peter Jackson tahun 2001, Lord of the Rings.

Selanjutnya film-film memorable untuk penggunaan CGI antara lain Avatar, Life of Pi, franchise Transformers, film-film superhero DC maupun Marvel. Hingga sekarang teknologi CGI masih dan akan terus berkembang seiring perkembangan teknologi komputer.

Bagaimana proses pembuatan CGI ini?
CGI di kreasikan oleh para ahli efek khusus, menggunakan beragam software seperti Autodesk Maya, Autodesk 3DS Max, Houdini, Blender, zBrush, dsb.

Untuk membuat karakter Thanos, pertama dilakukan dengan menggambarnya dan ‘membentuknya’ (ibarat seorang pematung membentuk patung dengan tanah liat) di software zBrush, hingga didapatlah model 3 dimensi sosok Thanos. Detail tekstur kemudian ditambahkan. Mulai dari kerutan, kekasaran, dst. Sehingga didapatlah hasil yang sangat mirip dengan sosok manusia.

Sementara itu Josh Brolin sang pemeran Thanos akan dipakaikan kostum khusus yang disebut motion capture bodysuit, dimana di kostum tersebut sudah diberi penanda-penanda untuk keperluan tracking atau pelacakan gerakan oleh komputer.
Lalu dia juga akan mengenakan helm dengan dua kamera HD yang disusun secara vertikal. Kamera2 tersebut akan menangkap gambar pada 60 frame per detik. Wajah Josh juga akan diberi titk-titik hitam sebagai penanda tracking.

Dengan mengenakan pakaian dan helm tersebutlah Josh akan beradu akting dengan para pemeran yang lain. Disebabkan tubuh Thanos yang digambarkan cukup jauh melebihi tinggi badan pemeran lainnya (kecuali Hulk), maka sebagai panduan bagi para lawan mainnya saat berdialog, di punggung Josh ditempatkan tongkat yang panjang. Jadi saat berbicara dengan Thanos, para aktor bisa menatap ujung atas tongkat tersebut.

Setelah proses motion capture selesai, hasilnya lalu digabungkan/dimasukkan ke model 3D tadi. Hasilnya lalu disempurnakan di tahap pasca produksi.

Biaya Produksi CGI
Eksekutif Sony Pictures, Penny Finkelman Cox mengatakan bahwa dibutuhkan 400 pekerja visual (yang bekerja) selama empat tahun untuk membawa (film) 2D ke bioskop. Sedangkan dengan CGI hanya membutuhkan setengah dari jumlah itu dan hanya membutuhkan tiga tahun untuk membuat film tersebut. Hasilnya, film digital umumnya memakan biaya sampai sebesar $80 juta, sedangkan film animasi tradisional dibutuhkan $150 juta. Lebih murah (tapi tetap saja biaya yang besar ya)
Dua hal yang membuat CGI mahal ialah biaya untuk membayar para ahli efek visual yang jumlahnya banyak, lalu waktu pengerjaan yang tidak bisa sebentar. Butuh waktu yang lama untuk membuat efek visual komputer yang hebat. Kombinasi jumlah ahli dan waktu produksi yang lama itulah yang membuat biaya produksi film-film ber-CGI mahal. Menurut laporan Forbes, sebuah film dengan 150 hingga 250 efek visual dengan 1 efek visualnya berdurasi 5 detik, setiap 1 efeknya membutuhkan biaya antara $70 ribu hingga $100 ribu. Film Hollywood berjudul Pirates of the Caribbean: At World’s End misalnya, memakan biaya senilai $1 juta per menit untuk membiayai efek visual komputer.

Perangkat Kerja Yang DAHSYAT
Menurut informasi dari Dave Clayton, penasihat animasi rumah produksi efek visual Weta Digital, dibutuhkan teknologi “raksasa” untuk membuat efek CGI. Pada awal tahun 2000an saja, saat pembuatan LOTR: The Return of The King, untuk memproses (efek CGI) rumah produksinya membutuhkan sekitar 2.300 CPU (Central Processing Unit) dan RAM bertenaga 5 terabytes.
10an tahun kemudian saat memproduksi The Hobbit: Desolation of Smaug, dibutuhkan 50.000 CPU dan RAM 170 terabytes. Itu semua setara dengan gabungan dari 30.000 laptop standard.

Dahsyatnya nggak kira-kira ya..!

Jadi, jelas bahwa penggunaan teknologi CGI bukanlah hal yang murah. Namun, film-film Hollywood tetap memakai teknologi ini disebabkan hasilnya yang mengagumkan, sehingga pada akhirnya kesuksesan penjualan bisa tercapai. 

Untuk film-film Indonesia, sudah ada lho yang memakai teknologi CGI ini. Sebagian diantaranya adalah bangkit!, Comic 8: Casino Kings Part 1 (2015) dan Part 2 (2016), Rafathar the Movie (2017) sampai The Raid 1 (2011) dan 2 (2014). Tentu belum sebagus film-film Hollywood ya. Tapi maklum lah, secara bujet juga ibarat langit dan bumi. Jadi, tetap patut untuk diapresiasi..
Demikian pembahasan singkat seputar teknologi CGI.

Thanks for reading.. 🙏🙏

0 komentar:

Posting Komentar