Rabu, 24 April 2019

Review AVENGERS: ENDGAME, 3 Jam Mega Kolosal Yang Memuaskan..

Avengers: Infinity Wars menghadirkan ending yang membuat penonton sangat geregetan. Sedih, gelisah sekaligus marah bahkan mungkin putus asa melihat betapa para pahlawan super yang biasanya menang melawan musuh-musuh mereka yang tangguh, kini harus kalah telak tak berdaya.
Itulah tentu yang membuat Avengers: Endgame dibanjiri penonton pada tayangan perdananya kemarin di bioskop, 24 April 2019. Para penonton tak sabar melihat kebangkitan Tony Stark dkk untuk menghajar Thanos sang raksasa super biang pemusnahan massal jutaan makhluk itu.

Apakah kesabaran penonton akhirnya terbayar?
Skenario apakah yang dijalankan tim Avengers - ditengah rasa frustrasi dan kedukaan akibat kekalahan yang dahsyat itu - untuk memukul balik sang Mad Titan?

Well, tentunya nggak asyik dan nggak adil rasanya bagi anda kalau kami memberikan bocoran. 😉
Banyak hal yang tak kalah menarik sebagai gantinya, untuk dibahas. Salah satunya, tentang bagaimana suasana batin para Avenger saat menghadapi kekalahan yang menyakitkan, dan bagaimana mereka kemudian bisa mengatasinya bersama-sama.

CERITA
Hal itu memang menjadi premis utama Avenger: Endgame ini.
Bagaimana para superhero harus bisa menghadapi masa-masa sulit usai Thanos membasmi separuh populasi bumi. Bagaimana mereka harus bisa lepas dari perangkap depresi berat akibat kekalahan, dan ketidakberdayaan melakukan pembalasan.
Kisah perjuangan itu terasa sangat menyentuh. Mengingatkan kita bahwa dibalik segala kedigdayaan para superhero itu, mereka tetaplah makhluk-makhluk tidak sempurna yang punya kelemahan manusiawi. 😟

Kalau dibandingkan dengan film-film Avengers terdahulu, unsur drama di film 'Avengers: Endgame' ini memang terasa lebih kental. Walaupun tak melulu serius, ada juga humor segar yang diselipkan dengan cerdas sehingga mengundang tawa di tengah jalan cerita yang serius dan nyaris kelam. Diselipkan juga beberapa adegan nostalgia, yang mampu membuat para fans film ini menitikkan air mata haru.
Sutradara Russo brothers sukses membangkitkan kembali emosi-emosi yang dirasakan penonton pada ending Infinity War dahulu.

Emosi-emosi itu dioptimalkan, dinaik turunkan layaknya roller coaster dengan puncaknya di penghujung film dimana emosi disuguhkan benar-benar menggetarkan penonton.

Hal yang tak kalah menarik, di hampir setiap setengah jam selalu ada adegan-adegan yang bisa membuat kita terpukau. Membuat seisi bioskop kagum dan bertepuk tangan. Tak percaya? Buktikan sendiri.. 😉

Beberapa twist yang tak pernah terduga juga bertebaran di sepanjang film. Walaupun ada beberapa trailer yang ditayangkan Marvel Studios, tetap tak tertebak jalan cerita sebenarnya dalam film.

AKTING PEMERAN
Seperti kami singgung diatas, Avengers: Endgame menghadirkan unsur drama yang lebih kental dibanding film-film sebelumnya. Hal ini mengakibatkan eksplorasi akting para pemain lebih terlihat, dan ini semakin menunjukkan kualitas film ini. Kepedihan, putus asa, dan rasa depresi misalnya, bisa diekspresikan dengan baik oleh para superhero. Totalitas Downey Jr. yang merelakan tubuhnya menjadi ceking, saat Tony Stark yang diperankannya terkatung-katung di luar angkasa selama berhari-hari dalam kondisi frustrasi. Thor menjadi pendiam, bahkan Natasha Romanoff yang seorang pembunuh berdarah dingin pun menitikkan air mata. Begitupun semua karakter yang lain, begitu total berperan.

ADEGAN LAGA
Adegan-adegan laga dihadirkan dengan begitu dahsyat. Keras sekaligus indah, mengundang decak kagum akan keseruannya. Bila kalian merasa adegan laga di Infinity War luar biasa, harus kalian bandingkan dengan Endgame ini. Jelas, lebih dahsyat..


EFEK VISUAL
Ini menjadi kekuatan penting Endgame. Ratusan adegan CGI dan adegan-adegan berefek visual canggih begitu memperkaya tampilan visual sehingga terkesan ‘wah’.
Bisa dibilang melebihi ekspektasi fans yang sudah terlanjur tinggi. Nyaris nggak bisa diketemukan kekurangan dalam seluruh efek visualnya. Sedikit mungkin, hanya pada sosok Thanos dan Hulk yang masih kelihatan kurang natural. Gerakan maupun tampilan fisiknya masih sedikit kelihatan sebagai makhluk rekaan animasi. Tapi overall, kami berani bilang 99.99% sempurna. 😲

KELEMAHAN
Sehebat apapun nampaknya sebuah karya, pastilah bisa ditemukan detail yang terasa kurang sempurna. Begitupun di film ini. Dalam 1 jam pertama misalnya, terasa pembangunan cerita yang agak bertele-tele. Ada beberapa adegan yang seharusnya bisa dipangkas durasinya. Mungkin memang dibuat demikian agar penonton bisa lebih memahami situasi para karakter. Namun tetap saja, adegan-adegan tersebut seharusnya bisa lebih dipersingkat tanpa mengurangi bobot pesan yang hendak disampaikan.
Yang lain.. apa ya? 😅
Jujur, susah menemukan kelemahan film berbujet 300an juta dollar ini. Setiap aspek film nampak tergarap dengan begitu hebatnya. Sampai-sampai waktu 3 jam 2 menit sukses terlalui dengan tanpa bosan.  

TEROBOSAN BARU MARVEL
Biasanya film2 Marvel terasa lebih ringan, berbeda dengan film2 superhero DC yang biasanya lebih 'berat' atau lebih kelam. Namun hal itu tidak akan kita temukan di Avengers: Endgame. Nampaknya pihak Marvel hendak mengubah pakem itu demi lebih mengangkat kualitas filmnya, dan itu jelas merupakan skenario yang sangat tepat dan cerdas di film ini. Di sepanjang film duo sutradara Russo brothers begitu mahir menarik ulur emosi penonton. Merajut adegan demi adegan dengan sedemikian rapi, menyulam detail demi detail cerita sedemikian rupa sehingga emosi penonton terbangun dan tergiring hingga klimaks di penghujung film. Terbukti kata Downey jr. bahwa delapan menit terakhir dari Avengers: Endgame adalah bagian terbaik dari keseluruhan film ini.
Luar biasa! 👍😲

JADI..
Avengers: Endgame jelas merupakan salah satu film terbaik yang pernah diproduksi Hollywood. Sebagai film kolosal yang penuh adegan berefek visual canggih dan CGI, film ini tetap dapat mempertahankan kualitas drama yang kuat, sekaligus menyentuh emosi. Suatu hal yang tak semua film bergenre sama berhasil melakukannya. Selain itu, Avengers: Endgame juga dengan apik menuntaskan rangkaian cerita yang terbangun dalam 22 film Marvel Cinematic Universe sejak Iron Man (2008), sekaligus juga memberikan permulaan yang segar bagi cerita baru dalam jagad rekaan tersebut. Sungguh sebuah kerja yang bagus dari Anthony & Joe Russo serta segenap insan yang terlibat dalam produksi film ini. 

So, sobat film mania, demikian review singkat film Avengers: Endgame.
Kami sarankan menyempatkan waktu untuk menonton karya besar ini. Apalagi di bioskop-bioskop IMAX yang memberikan sensasi menonton yang lebih dahsyat. 😅


Semoga bermanfaat, & terima kasih telah membaca... 

0 komentar:

Posting Komentar